BENGKULU, PORTALPENA.COM – Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Irvansyah mengungkap pembangunan dua stasiun dalam rangka pengamanan laut yang terletak di Kota Bengkulu dan Pulau tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Enggano dilakukan pada awal 2025 dan ditargetkan selesai pada tahun yang sama.
“Untuk di Pulau Enggano, kami (Bakamla) akan membangun stasiun radar, dan kamera jarak jauh untuk melakukan pengamatan dan pengawasan di semua kapal yang melintas di Bengkulu,” ungkap Irvansyah dalam acara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan Penandatanganan nota kesepakatan, naskah perjanjian hibah daerah, berita acara sera terima dan pengukuhan Rapala Bakamla RI, Senin (09/12/2024). .
Untuk diketahui Pemerintah Provinsi Bengkulu, melalui Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rosjonsyah telah menghibahkan tiga hektare luas lahan yang terdiri terdiri dari dua hektare berada di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, dan satu hektare lagi berada di Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada Plt Gubernur Bengkulu yang telah memberikan hibah lahan di dua lokasi yang berada di Kota Bengkulu dan Pulau Enggano. Selain untuk perkembangan stasiun Bakamla, juga karena saya putra daerah (Bengkulu) saya ingin punya stasiun Bakamla di Bengkulu agar ada tonggak sejarah putra Bengkulu ada Bakamla RI,” kata Irvansyah.
Ia menyebutkan bahwa dilakukannya pembangunan stasiun tersebut guna melakukan pengamatan kapal yang akan melintas di perairan laut Provinsi Bengkulu apalagi anacaman laut di Provinsi Bengkulu, mulai dari pencurian ikan,ielgal loging, tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan sebagainya yang perlu diatasi oleh Bakamla.
“Kalau ada sarana lebih kita akanberikan alat patroli,” kata Irvansyah.
Disis lain, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rosjonsyah berharap agar dengan adanya stasiun Bakamla yang berada di pulau 3T, maka keamanan di laut Bengkulu dapat terjaga dengan baik, sehingga memberikan rasa aman pada masyarakat.
Sebab, Provinsi Bengkulu memiliki panjang pesisir yang menghadap langsung ke Samudera Hindia seluas 525 kilometer, sehingga Bengkulu rentan terjadinya tindakan kejahatan di laut seperti pencurian ikan, penangkapan ikan secara ilegal dan sebagainya.
“Kebetulan Kepala Bakamla adalah orang Bengkulu, tidak salahnya kita bekerja sama agar ada stasiun dan kantor induk di Provinsi Bengkulu. Guna menunjukkan rasa aman, khususnya di laut,” kata Rosjonsya.
Rosjonsyah menegaskan bahwa hibah lahan yang diberikan ke Bakamla RI kemungkinan akan bertambah, sesuai kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung mewujudkan cita-cita pemerintah membangun kapal induk.