IDNPERS.COM, BENGKULU – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Zamhari mengungkapkan upaya yang dilakukan dalam menurunkan angka kasus stunting menjadi 12,50% di tahun 2024 dari 18,84%. Salah satunya dengan menggandeng NGO.
Hal itu diungkapkannya dalam Workshop Inovasi Penurunan Stunting “Berbasis Tata Kelola Kehutanan yang Inklusif dan Berkelanjutan” di salah satu hotel Bengkulu, Senin (06/05/2024).
“Saat ini kita dari BKKBN Provinsi Bengkulu menggandeng NGO, salah satunya Akar Global Inisiatif yang peduli kepada penurunan stunting di wilayah Bengkulu. Karena selama ini kekurangan kita banyak melibatkan sektor swasta, sementara teman-teman NGO yang berfokus kepada Penurunan Stunting belum kita akomodir,” ungkap Zamhari.
Apalagi menurut Zamhari program NGO ini sangat bagus yaitu berupaya memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan sebagai upaya meningkatkan potensi daerah, mengatasi stunting dan meningkatkan kesejahteraan.
“Kita lihat Akar Global Inisiatif banyak turun kelapangan dengan mengedukasi masyarakat bagaimana pemanfaatan lahan hutan untuk meningkatkan kualitas pertanian dan ekonomi masyarakat. Adapun saat ini menurut data kita Kabupaten Rejang Lebong ada kenaikan stunting,” kata Zamhari.
Sementara itu, Direktur Akar Global Inisiatif Provinsi Bengkulu, Erwin Basrin, mengatakan adanya pergeseran cara bertani yang dilakukan oleh masyarakat seperti melihat pertanian itu sebagai kebutuhan pasar, tidak sebagai kebutuhan mencukupi kehidupan sehari-hari, sehingga terjadi bencana kekurangan pangan. Baik itu terjadi kepada masyarakat punya lahan apalagi yang tidak punya lahan.
“Mereka tanam yang dibutuhkan Pasar untuk dijual, selanjutnya dibelikan sumber pangan. Sehingga kita lihat ini ada yang tidak sesuai, untuk itu kita coba kolaborasi dengan pemangku kepentingan agar diselesaikan, dengan mengedukasi masyarakat,” ujar Erwin.
Dikesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsya Syahili mengapresiasi atas kinerja BKKBN Provinsi Bengkulu bersama Akar Global Inisiatif dalam upaya menurunkan stunting di wilayah ini dengan memanfaatkan hutan Berbasis Tata Kelola Inklusif dan Berkelanjutan.
“Kita harapkan lahan yang kosong bisa diperdayakan oleh masyarakat untuk bercocok tanam kebutuhan sehari-hari. Tanpa harus merusak hutan,” pungkas Rosjonsya.
Komentar