Buntut Penolakan Pasien Lakalantas, Perbaikan Menyeluruh Menjadi Langkah Dinkes Bengkulu

DAERAH, FOKUS62 Dilihat
banner 468x60

BENGKULU PORTALPENA.COM   – Kejadian yang dialami oleh pasien korban Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) beberapa waktu lalu karena ditolak Rumah Sakit (RS) Besar di Kota Bengkulu, nampaknya menimbulkan perhatian serius dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu.

Hal itu diketahui setelah Kadinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif saat mendampingi Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu inspeksi mendadak (Sidak) di dua RS beberapa waktu lalu. Ridwan Arif memahami secara garis besar akar permasalahannya sudah diketahui.

banner 336x280

Selain itu, Ridwan Arif juga mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu telah menyiapkan sejumlah langkah perbaikan signifikan, yang bertujuan agar Rumah Sakit (RS) ataupun Fasilitas Kesehatan (Faskes) tidak lagi menolak pasien.

“Intinya persoalan itu disebabkan adanya kesalahan komunikasi,” ungkap Arif, Senin 30 Desember 2024.

Dilanjutkan Arif, terkait kesalahan komunikasi ini, akhirnya menimbulkan salah persepsi dari kedua pihak RS. Namun, menurut Arif hal itu dapat dijadikan pelajaran bersama, yang tentunya untuk perbaikan pelayanan kesehatan ke depan bagi seluruh masyarakat.

“Seiring dengan itu, kita pun telah menyiapkan beberapa langkah guna menghindari kejadian serupa terjadi lagi,” kata Arif.

Menurut Arif, upaya pertama yang harus dipersiapkan menuju perbaikan, diantaranya melakukan koordinasi dengan faskes atau seluruh RS yang ada di Provinsi Bengkulu.

“Terutama berkaitan dengan rujukan yang sudah tersistem, yakni Sisrute (Sistem Rujukan Terintegrasi). Walaupun sudah ada Sisrute, tapi kita menilai tetap dibutuhkan kebijakansanaan dalam merujuk pasien,” beber Arif.

Maka dari itu, sambung Arif, kebijakan yang diambil, salah satunya dengan komunikasi personal melalui ponsel. Baik itu dengan cara menelepon atau menggunakan aplikasi seperti WhatsApp (Wa).

“Ini sangat diperlukan, apalagi dalam kondisi darurat. Sementara kalau menggunakan Sisrute, ketika mau merujuk, datanya harus lengkap,” sampai Arif.

Jadi, Arif menambahkan, seiring dengan merujuk dengan menggunakan Sisrute, antar RS bisa komunikasi awal by phone agar bisa diketahui kesiapan RS, tenaga medis dan ruangan saat merujuk pasien.

“Tentu kita berharap dan mendorong, langkah seperti ini bisa diterapkan,” imbau Arif.

Lebih lanjut Arif menyampaikan, menyambut tahun baru 2025, pihaknya juga mengingatkan agar seluruh faskes mulai dari Puskesmas hingga RS harus siap melayani masyarakat.

“Begitu juga para tenaga medis, harus standby. Sehingga pada saat masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan, bisa langsung ditangani,” demikian Arif.

banner 336x280

Komentar