Kanopi Hijau Indonesia Kritik Obral Tambang Ala Pemprov Bengkulu: Bertentangan Memerangi Krisis Iklim

Kanopi Hijau Indonesia mengkritik rencane Pemprov Bengkulu obral tambang batu bara. Karena dapat merusak iklim

banner 468x60

BENGKULU PORTALPENA.COM   –  Direktur Kampanye Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu merespons rencana Gubernur Bengkulu melalui Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Ir. Donni Swabuana, ST, MPP soal rencana lelang 3 blok potensi tambang batubara di Provinsi Bengkulu. Menurut dia, itu bertentangan dengan isu dunia saat ini tengah berupaya nasional dan global memerangi krisis iklim.

“Kepala Dinas atau Gubernur Bengkulu mungkin tidak pernah mendengar bagaimana pemerintahan nasional dan global membicarakan tentang pentingnya melawan krisis iklim melalui program transisi energi,” Olan Sahayu.

banner 336x280

Sebelumnya, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Ir. Donni Swabuana, ST, MPP di media menyatakan terkait lelang 3 blok potensi tambang batubara ke Kementerian ESDM Republik Indonesia (RI).

Kadis ESDM menyampaikan ada 3 blok potensi batubara yang akan dilelang yaitu blok Marga Sakti Sebelat, blok Ketahun dan Pinang Raya di Kabupaten Bengkulu Utara, serta blok Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Tengah.

Ditambah Olan, tindakan obral blok tambang batubara akan menambah kerusakan lingkungan yang muaranya pada kehilangan ruang penghidupan rakyat serta memperburuk dampak krisis iklim.

“Saat ini, seharusnya bicara soal transisi energi ke energi bersih yang adil dan berkelanjutan dan batubara itu ditinggalkan,” kata Olan.

Dengan diobralnya tambang di 3 blok tersebut, akan mengancam keselamatan bentang alam seblat baik flora maupun fauna seperti gajah Sumatera di Marga Sakti Sebelat Bengkulu Utara.

Ancaman keselamatan tersebut akan semakin tinggi dengan kondisi saat ini terdapat izin tambang batubara PT Inmas Abadi di wilayah Seblat.

Di Ketahun dan Pinang Raya pertambangan akan mengancam ketersediaan sumber air bersih, tanah longsor, bahkan kekeringan, sedangkan di Taba Penanjung Bengkulu Tengah, potensi longsor yang sangat tinggi mengancam wilayah tersebut.

“Jika itu ditambang, maka akan banjir bandang hingga ke Kota Bengkulu” kata Olan.

Sementara saat ini, Indonesia sudah mulai mengurangi batubara melalui rencana kebijakan dan investasi komprehensif (JETP) yang diluncurkan pada November 2023. Targetnya cukup ambisius, seperti mencapai porsi energi terbarukan sebesar 44% dari bauran energi nasional di tahun 2030, dan mencapai net-zero emission untuk sektor ketenagalistrikan di tahun 2050.

banner 336x280

Komentar