BENGKULU, PORTALPENA.COM – Dalam menghadapi perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang sangat cepat, generasi muda dihadapkan pada tantangan untuk menjaga nilai-nilai Pancasila tetap relevan. Dalam konteks ini, Rohidin Mersyah, seorang tokoh pendidikan asal Bengkulu Selatan, hadir sebagai narasumber dalam seminar bertajuk “Peran Mahasiswa dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila” di Kampus STIA Bengkulu pada Kamis (3/10).
Dalam seminar tersebut, Rohidin mengajak mahasiswa untuk membangun kemandirian dan jaringan yang kuat selama masa perkuliahan.
Menurutnya, ini merupakan langkah penting untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia yang semakin dinamis dan kompleks.
Sebagai lulusan terbaik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan IPB, dua perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, Rohidin memiliki latar belakang yang kuat. Ia lahir dari keluarga petani dan telah menunjukkan kecerdasan serta terobosan di bidang pendidikan, sehingga menjadi sosok yang berperan signifikan dalam peningkatan kualitas pendidikan di Provinsi Bengkulu.
Melalui seminar ini, Rohidin membagikan pengalamannya kepada mahasiswa STIA. Ia mendorong mereka untuk terus belajar secara mandiri dan aktif dalam membangun jaringan, yang diharapkan dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan lebih percaya diri.
Rohidin juga mengingatkan mahasiswa tentang makna Hari Kesaktian Pancasila, menekankan bahwa kesempatan untuk kuliah adalah anugerah yang luar biasa.
“Manfaatkanlah dengan baik untuk melatih kemandirian, komunikasi, dan memperdalam bidang studi yang ditekuni. Kuliah ini pada dasarnya adalah pembelajaran tentang manajemen, tanggung jawab pribadi, kreativitas, serta kemampuan membangun jaringan,” pesannya.
Ia tidak luput menyoroti tantangan yang dihadapi mahasiswa di era teknologi yang semakin pesat. Banyak dari mereka memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi, namun kesulitan dalam menyelesaikan masalah praktis.
“Oleh karena itu, saya berharap mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tekanan dalam berbagai persoalan, sehingga tidak berdampak negatif saat mereka memasuki dunia kerja,” tambahnya.
Rohidin juga mengenang pengalaman semasa kuliah, ketika ia aktif sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan menjadi asisten dosen di fakultasnya serta di Fakultas Biologi.
Ia mencatat bahwa banyak lulusan terbaik saat ini yang tidak mampu menghadapi tekanan di dunia kerja.
“Mereka cenderung merasa tidak nyaman dan mengundurkan diri, meskipun telah bekerja di tempat yang baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh teknologi, seperti handphone, dan kurangnya kemampuan dalam mengendalikan situasi di tempat kerja,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua STIA, Gustini, menyampaikan harapannya agar Rohidin terus memberikan kontribusi nyata untuk dunia pendidikan, khususnya bagi Kampus STIA Bengkulu. Ia juga mendoakan agar proses Pilkada yang sedang dijalani Rohidin berjalan lancar.
“Sebagai tokoh pembangunan, Pak Gubernur sedang mengikuti Pilkada. Semoga proses pencalonan beliau dimudahkan,” tutupnya.