BENGKULU, PORTALPENA.COM – Memasuki awal tahun 2025 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melakukan tanam pohon serentak di seluruh wilayah Indonesia. Penanaman pohon serentak kali ini secara simbolis dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penanaman pohon ini dalam rangka PO Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), mitigasi perubahan iklim dan memulihkan lingkungan hidup.
Salah satu titik lokasi kegiatan penanaman pohon serentak tahun 2025 dilaksanakan di kawasan Mangrove Pulau Baai, PT Pelabuhan Indonesia Terminal 2 Bengkulu.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun, Sigit Haryadi menyampaikan, program rehabilitasi DAS tahun ini menargetkan penanaman di lahan seluas 500 hektare di wilayah Bukit Daun dan KPHL Bukit Daun, direncanakan pada musim hujan berikutnya.
“Karena ini sudah 2025, hujan sudah turun, tetapi karena ada pergantian kementerian, anggaran belum tersedia. Ketika anggaran turun, kami akan melaksanakan penanaman di lahan seluas 5.000 hektare,” jelas Sigit.
Pada kegiatan hari ini, penanaman dilakukan di lahan seluas kurang lebih satu hektare dengan menanam 1.200 batang mangrove. Mangrove ditanam dengan jarak 1,5 x 2 meter, menciptakan total 400 titik penanaman. Setiap titik ditanami tiga batang mangrove.
“Kami harapkan tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat, terutama dalam menghadapi perubahan iklim. Mangrove diketahui mampu menyerap karbon enam kali lipat lebih efektif dibandingkan tumbuhan di daratan,” ungkap Sigit.
Sigit juga menjelaskan, penanaman di kawasan Mangrove Pulau Baai merupakan satu-satunya lokasi di Provinsi Bengkulu yang menjadi bagian dari kegiatan serentak bersama 37 provinsi di Indonesia, dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari NTT.
“Ini adalah wujud kontribusi nyata kami dalam menjaga lingkungan, khususnya dalam upaya mitigasi perubahan iklim,” tambahnya.
Terkait jenis mangrove yang ditanam, ada dua spesies utama, yaitu Rizophora mucronata dan Rizophora stylosa. Pemilihan jenis mangrove ini didasarkan pada ketersediaan bibit.
“Bibit ini sebenarnya sudah tersedia sejak tahun lalu melalui kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR), tetapi baru bisa ditanam pada kegiatan kali ini,” jelas Sigit.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu, Syafnizar, mengatakan harus membangun kembali komitmen bersama dalam rangka untuk menjaga kelestarian hutan dan alam. “Kita menyadari betapa banyaknya efek atau dampak dari alam ini tidak dijaga dengan baik, untuk itu perlu menghadirkan semua stakeholder yang berkompetensi untuk hadir bersama,” kata Syafnizar.
Syafnizar juga mengapresiasi melalui fasilitas dari BPDAS ini seluruh stakeholder juga hadir dan memberikan dukungan.
“Kita berharap ini bukan hanya seremonial ya, tetapi betul-betul menjadi sebuah event yang bisa dilanjutkan dari setiap waktu,” Pungkas Syafnizar.
Komentar